Metapolitik.id – Prof. Dr. Lely Arrianie, M.Si., pakar komunikasi politik dari LSPR Institute, menyatakan bahwa Indonesia saat ini belum memiliki model komunikasi politik yang terdefinisi dengan jelas. Hal ini disampaikannya dalam orasi pengukuhan sebagai guru besar di Jakarta pada Jumat, 11 April 2025.
Menurut Prof. Lely, sejak era reformasi, komunikasi politik di Indonesia telah mengalami pergeseran dari yang sebelumnya santun dan seragam pada masa Orde Baru, menjadi bentuk komunikasi yang cenderung mengabaikan etika dan budaya politik. Ia menyebut bahwa komunikasi politik saat ini lebih didominasi oleh gaya dan pola individu politisi, bukan oleh sistem atau model yang konsisten dan dapat dijadikan acuan.
Prof. Lely menjelaskan bahwa komunikasi politik yang ada sekarang tidak lagi bersifat linear, melainkan telah berkembang menjadi lebih konvergen, sirkular, dan bahkan transaksional, ditandai dengan praktik negosiasi yang intens. Ia menekankan bahwa komunikasi politik seharusnya merupakan pertukaran pesan politik yang mengedepankan etika, moral, keadilan, dan tanggung jawab, bukan sekadar penyampaian pesan yang sarat dengan manajemen kesan dan potensi kekerasan, baik fisik maupun psikologis, yang dapat diartikan sebagai bentuk premanisme politik oleh masyarakat.
Meskipun demikian, Prof. Lely tetap optimis bahwa proses komunikasi politik di Indonesia sedang bergerak ke arah yang lebih baik. Ia berharap bahwa komunikasi politik dapat menjadi sarana untuk membangun kepemimpinan yang mampu menginspirasi dan menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
Sumber: ANTARA News, 11 April 2025
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari.